Kerja atau Belajar

June 28, 2007

BEKERJA atau BELAJAR?


Sekarang jam telah menunjukkan pukul tiga lewat lima belas menit, sudah sore rupanya kurang lebih satu jam lewat empat puluh lima menit lagi jam kantor usai, yang artinya karyawan boleh meninggalkan kantor tercinta menuju rumah masing-masing bagi yang nggak kecantol acara lain. Asiiik, begitu sorak saya dalam hati begitu jam menunjuk pada angka lima, selesai deh (jam kerja nya lho, mengenai pekerjaannya. ….?), dan mungkin juga teman-teman yang lain juga bersorak dalam hati.

“Ya, maklumlah kita seharian dari jam 9 pagi sudah berkutat dengan pekerjaan di kantor,” celetuk salah seorang teman. Dua tahun yang lalu sampai beberapa bulan yang lalu saya beserta management masih mengumandangkan kata-kata “Mbok ya jangan seperti PNS, kalau jam mendekati pukul lima sore mulai bergegas alias siap- siap cepet-cepetan pulang.” Bisa dan sangat dimaklumi apabila hal tersebut diatas terjadi, karena kenyataan yang kita hadapi sekarang bahwa waktu yang diperlukan untuk bekerja di kantor adalah sepertiga dari seluruh waktu yang diberikan Tuhan kepada kita dalam sehari.

Coba sekarang kita hitung bersama-sama pembagian waktu yang kita pergunakan setiap hari selama 24 jam;
1. Waktu Bekerja : 8 Jam 2. Waktu Tidur : 8 Jam 3. Waktu Lain-lain (Ibadah, Keluarga, Hiburan, Sosial,Sex,Dll) : 8 Jam Total Waktu :24 Jam.

James Gwee pernah menulis dalam salah satu artikelnya bahwa kalau waktu yang kita pergunakan untuk bekerja adalah sepertiga (8 Jam) dari seluruh waktu dalam sehari (24 Jam), maka apabila kita tidak suka dengan pekerjaan kita, atau tertekan, tidak tenang, setengah hati, tidak bersemangat, hanya melakukan kegiatan untuk membunuh waktu (misal :main game, chating, browsing website negatif) itu berarti kita telah menyia-nyiakan sepertiga dari seluruh hidup kita. Wah, benar juga sih kalau kita pikir-pikir, kalau begitu mulai sekarang saya akan semangat dalam bekerja.

Mungkin itu salah satu reaksi pikiran (Conscious) atau perasaan (Subconsious) kita terhadap tulisan diatas.
Ada juga pepatah Cina yang mengatakan
“Kalau Kamu
tidak bisa Tersenyum, Jangan Jadi Pedagang.” Filosofinya adalah bahwa kita mesti mencintai pekerjaan kita agar sepertiga dari hidup kita tidak sia-sia. Semua tips diatas benar dan mungkin membantu bagi beberapa orang, tapi mungkin juga tidak bagi orang lain. Efek yang ditimbulkan bisa jadi permanen bisa juga “Warm warm Chicken Shit” (baca : Anget-anget Tai Ayam…hehehe) atau sementara waktu setelah itu kembali ke pola lama.

Berikut ini adalah salah satu tip agar kita tetap semangat dan menyenangkan dalam menjalani pekerjaan kita, yang saya temukan dan cocok saya pakai (belum tentu cocok juga buat Anda) tapi kalo tidak dicoba tidak tahu khan?. Tepatnya dua hari yang lalu (Selasa malam) sebelum tidur tiba-tiba Subconcious saya mengatakan hal ini kepada saya.

Tip : 1. Rubahlah Kata BEKERJA dengan kata BELAJAR (sekali lagi versi saya) Setelah mempelajari The Secret melalui buku dan filmnya, saya menyadari bahwa Kata-kata yang kita buat sangat besar pengaruhnya untuk kehidupan kita. Karena kata-kata yang kita pakai dan berulang- ulang kita ucapkan akan diterima dan direkam oleh otak kita menjadi sebuah gambar yang akhirnya akan dimunculkan kembali kepada kita sebagai suatu kenyataan hidup. Karenanya kita harus berhati-hati dalam memilih kata-kata yang akan kita pakai atau ucapkan (usahakan selalu menggunakan kata-kata yang positif). Kalau begitu mengapa kata BEKERJA harus dirubah? Bukankah kata BEKERJA itu positif? Mungkin itu yang ada dalam benak Anda sekarang.

Memang benar kata BEKERJA merupakan kata POSITIF, tetapi dalam
perjalanan waktu kata BEKERJA bisa memberikan interpretasi yang negatif (memang sih tergantung konteks apa dan siapa). Bagi sebagian orang yang telah bekerja cukup lama kata BEKERJA mungkin saja merupakan interpretasi dari TUGAS, TANGGUNG JAWAB, BEBAN, PROYEK, LEMBUR, TEKANAN, PUSING, BETE, MALES, RESE. Tapi bagi pengangguran yang baru mendapatkan pekerjaan atau bagi orang yang baru mendapatkan promosi jabatan, kenaikan gaji, bonus mungkin akan meng interpretasikan kata BEKERJA dengan SUKSES, DIHARGAI, STATUS, SEMANGAT, BISA.

Dengan merubah kata BEKERJA menjadi kata BELAJAR, buat saya sangat terasa BEDA dan terekam dalam Subconcious sangat kuat yang akhirnya terwujud dalam setiap aktifitas yang saya lakukan selama di kantor. Dengan memakai kata BELAJAR disini saya meng interpretasikannya sebagai pertumbuhan/ perkembangan diri yang terus menerus. Sambil menulis artikel ini Subconcious (baca : bawah sadar) saya mengajak untuk kembali ke masa lalu tepatnya dua tahun yang lalu (saat pertama diterima di perusahaan ini), kalau mau dihitung-hitung saya secara pribadi telah BELAJAR banyak sekali hal baru. Dan saya sangat menikmati (enjoy) sekali dengan proses yang saya jalani selama dua tahun. Saya baru menyadari bahwa perbedaannya sangat besar jika dibandingkan dengan masa kerja sebelumnya yang benar benar SAYA BEKERJA (Stress) .

Sedangkan disini saya ternyata tidak sedang BEKERJA tetapi BELAJAR. Selama di perusahaan sekarang (2 tahun) saya telah BELAJAR banyak sekali ILMU BARU, SKILL BARU, POLA PIKIR BARU, TEKNOLOGI BARU, POTENSI BARU serta BARU-BARU yang lain yang tidak terhitung jumlahnya, dan menurut saya akan terus bermunculan hal-hal BARU sehingga saya akan terus BELAJAR dan saya yakin (haqqul yaqin) bahwa dengan BELAJAR saya akan BERTUMBUH menjadi PRIBADI yang penuh dengan hal-hal BARU. Itulah yang membuat saya selalu termotivasi untuk memulai setiap hari dengan penuh keceriaan, semangat, dan senyuman tentunya untuk menyambut hal BARU. Selamat Tinggal KERJA……. Bye….bye. ….bye.. ..ngga pake mmmmuah (seperti yang dilakukan Chantiq dan Sesa saat mengantarkan saya kerja eh BELAJAR..) Selamat Datang BELAJAR….. pake mmmmmuah dan peluk erat.

Tips 2. Lakukan AFIRMASI dan KONFIRMASI terhadap perubahan yang Anda buat. Pada Selasa malam dua hari yang lalu sebelum tidur saya terus mengatakan kepada diri sendiri (AFIRMASI) baik Concious maupun Subconcious (baca : Sadar maupun Bawah Sadar) bahwa mulai sekarang saya tidak lagi pergi KERJA setiap jam 7 pagi setiap hari Senin sampai Jumat, tetapi saya pergi BELAJAR. Saat bertemu dengan istri saya mengatakan perihal perubahan ini dan mengatakan : “Ma, mulai besok pagi katakan kepada Rini & Oesman, bahwa Papa bukan pergi KERJA tapi PAPA PERGI BELAJAR (KONFIRMASI) .

Mengapa AFIRMASI penting untuk dilakukan? Mengapa hanya merubah kata
BEKERJA menjadi BELAJAR tidak cukup? Michael Bernard Beckwith seorang Visionary dalam The Secret mengatakan bahwa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan ditemukan “PIKIRAN YANG TERAFIRMASI 100 Kali Lebih Kuat dibandingkan dengan PIKIRAN NEGATIF.

Pertanyaan berikutnya :”Mengapa KONFIRMASI juga perlu dilakukan? Konfirmasi akan membentuk lingkungan sekitar kita dan pada akhirnya akan terus mendukung dan menguatkan atas apapun yang telah kita AFIRMASI kan termasuk melakukan perubahan. Coba sekarang Anda bayangkan apabila Anda hanya melakukan AFIRMASI bahwa Anda tidak pergi BEKERJA tetapi pergi BELAJAR sementara istri atau suami dan anak-anak anda mengatakan bahwa ANDA akan dan sedang pergi BEKERJA, maka mau tidak mau (baca: terpaksa) otak Anda akan terus menerima dan merekam kata – kata mereka dan hal ini akan berpengaruh terhadap perubahan yang sedang Anda lakukan. Jadi membuat komitmen terhadap diri sendiri (AFIRMASI) akan jauh lebih berhasil jika didukung dengan lingkungan (KONFIRMASI) atau bisa dikatakan bahwa terjadi persamaan gelombang antara ANDA dan LINGKUNGAN.

Wah, sudah pukul empat lewat empat puluh delapan menit, bentar lagi pulang, asiiik…eh. .. salah…hihihi. …Koq cepet amat sih…Kan masih banyak hal BARU yang belum selesai saya PELAJARI…. .hehehehe. Selamat Mencoba….Semoga Bermanfaat! NB ; Akan lebih baik jika ANDA menemukan sendiri kata-kata yang cocok dengan Anda sebagai pengganti kata BEKERJA yang bisa memotivasi atau memompa ANDA untuk TETAP SEMANGAT.

Salam POSITIF! EdySantoso (trainer&motivator)

4 tipe manusia

June 28, 2007

4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup


“Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh” (John Gray) Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,
hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai
seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan
masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan
cepat dan tak jarang mengagetkan.Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan
sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari.


Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang

dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi
satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.
Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia
ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi,
rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada
saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa
tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini
perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan
hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon
generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang
menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan.
Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega.
Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan
kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan
dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika
situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan
tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu
menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa.
Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya
menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau
mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam
hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi
tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah
Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu,
dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa
segera
melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai
lagi.
Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan
terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini
karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih
termotivasi, dan lebih kreatif.
Coba perhatikan bola pingpong. Saat
ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya
teringat kisah hidup motivator dunia
Anthony Robbins dalam salah satu
biografinya.
Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah,
sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah
yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat
finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang
kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.

Bangun network

Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru
dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke
daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti
rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun
netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun
kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam
daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada
musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin
dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap
hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun,
Siberia yang beku
tidak berhasil membungkam kreativitasnya.
Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The
Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini
juga dialami Ho Chi Minh.Orang

Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho
ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat
dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A
Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.
Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah
Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda?
Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.
Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe
selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola
pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi
suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?

Sumber: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio Martin

MATA KETIGA

June 25, 2007

mata1.jpgKonon,di dunia persilatan, orang yang linuwih, atau orang yang punya kemampuan melebihi kemampuan orang kebanyakan, mampu melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat mata orang biasa. Misalnya, mereka konon dapat melihat medan bio energi yang menyelimuti manusia, melihat makhluk-makhluk ghaib, bahkan dapat melihat peristiwa di tempat lain, ataupun peristiwa yang akan terjadi di masa depan, yang kalau dalam bahasa Jawa nya disebut “weruh sadurunge winarah”.
Singkatnya, kemampuan luar biasa yang sangat membantu mereka dalam menjalani kehidupan. Tentu saja, mereka memperoleh kemampuan tadi tidak dengan cara gampang. Mereka telah menempuh berbagai latihan dan disiplin untuk membuka “mata ketiga” mereka, sehingga pandangan mereka mampu menembus hal-hal yang tidak terlihat mata biasa tadi.

Seperti halnya di dunia persilatan, di dunia usaha pun sebetulnya Anda harus memiliki “mata ketiga” untuk dapat melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat orang kebanyakan. Bukan, maksud saya ini bukan untuk melihat makhluk ghaib, namun untuk melihat peluang-peluang usaha yang lalu-lalang di depan mata, tapi selalu luput dari pandangan mata biasa kita. Makanya kita perlu disiplin dan latihan untuk membuka “mata ketiga” kita.

Memang, ada beberapa orang tertentu yang dilahirkan dengan bakat untuk gampang melihat peluang bisnis. Namun, sesungguhnya semua orang memiliki kesempatan yang sama. Karena ada latihan-latihan sederhana yang jika Anda sering lakukan, akan membuat mata ketiga Anda semakin peka melihat peluang. Latihan yang akan saya paparkan sebaiknya Anda lakukan sendirian, dalam lingkungan yang tenang dan nyaman. Karena Anda harus banyak melakukan kerja otak, mirip-mirip mindstorming-nya Brian Tracy. Tentu, Anda perlu alat tulis untuk menuliskan latihan-latihan Anda. Berikut dua latihan yang ingin saya share:

Latihan yang pertama adalah latihan “Si Sukses”. Caranya begini. Pikirkan dan tuliskan 20 benda yang ada disekitar Anda, dan kemudian di sebelahnya tuliskan minimal satu nama “si sukses”, yaitu orang yang sukses menjalankan usaha terkait benda yang Anda tuliskan tadi. Bisa orang yang Anda kenal secara langsung, bisa juga tidak. Contoh: Komputer – Michael Dell (Dell); Kertas – Eka Cipta (Sinar Mas Group); Mi Instan – Anthony Salim (Indofood); Kopi – Howard Schultz (Starbuck); Kerudung – Amplas (Ekamant ); Sepatu – Edo Edward Forrer; dst. Contoh yang saya tulis adalah figur pebisnis kelas nasional dan internasional. Namun, akan lebih bagus jika Anda mengganti dengan orang yang betul-betul Anda kenal dan dekat dengan Anda.

Awalnya mungkin sulit. Kadang-kadang Anda akan sedikit “hang” memikirkan siapa orang yang pernah sukses menjual benda yang Anda tulis. Namun, lama kelamaan Anda akan semakin mudah menemukan nama si sukses. Setelah Anda berhasil dengan latihan pertama, Anda bisa melakukan beberapa variasi latihan. Misalnya, Anda menulis 20 nama makanan dan si sukses dalam bidang makanan, 20 nama benda dan si sukses dalam bidang teknologi; dan lain-lain. Benda apa yang bisa Anda tulis? Apapun, mulai dari makanan, pakaian, peralatan, apa saja yang Anda lihat atau melintas di otak Anda.

Jika Anda belum menemukan nama si sukses atas benda yang Anda tulis, skip saja dulu dan cari informasi ke teman, koran, majalah atau di internet. Karena pasti ada. Santai saja, Anda bisa mengulang latihan ini sebanyak yang Anda mau dengan variasi yang Anda sukai.

Apa makna latihan ini? Latihan ini akan membuktikan kepada Anda, bahwa untuk setiap benda yang Anda tulis, ternyata ada orang yang sukses luar biasa. Artinya, setiap benda yang Anda lihat, sebenarnya adalah prospek bisnis luar biasa yang melambai-lambai di depan mata Anda. Namun selama ini mungkin Anda abaikan, karena “mata ketiga” Anda belum terbuka.

Latihan yang kedua adalah latihan “Tantangan Satu Milyar”. Dalam latihan ini Anda harus dapat menjawab tantangan: bagaimana membuat uang satu milyar rupiah, dari benda apa saja yang Anda pilih. Nama benda nya bisa Anda ambil dari salah satu yang ada di daftar latihan “si Sukses”. Misalnya Anda memilih “Sepatu”. Maka tantangan Anda adalah bagaimana membuat satu milyar dari benda yang bernama Sepatu ini. Ooh gampang, misalnya Sepatu nya seharga 100 ribu kalikan saja dengan 10 ribu, ketemu semilyar. Ya, tapi logika mengatakan akan sangat sulit menjual 10 ribu Sepatu dalam satu waktu. Lalu bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan menggunakan “faktor kali”. Sebagai contoh, faktor kali yang dapat Anda gunakan misalnya adalah:

  • Pertama, tentu harga produk. Misalnya adalah harga sepatu yang 100 ribu tadi.
  • Kedua, variasi produk, misalnya ada 5 jenis sepatu.
  • Ketiga, wilayah, misalnya Anda punya teman atau saudara di 4 kota, yang Anda bisa ajak memasarkan sepatu Anda
  • Keempat, reseller, misalnya di masing-masing kota, teman atau saudara Anda mengajak 5 orang rekannya untuk menjadi reseller
  • Kelima, penjualan per bulan, misalnya masing-masing reseller mendapat target menjual 10 pasang sepatu per bulan
  • Keenam, waktu, misalnya Anda berjualan selama 10 bulan

Maka, berapa uang yang Anda peroleh. Coba ambil kalkulator: 100,000 x 5 x 4 x 5 x 10 x 10 = 1000,000,000. Pas semilyar ! Selamat Anda sudah menghasilkan satu milyar. Sayangnya, baru di atas kertas, hehehe … Ya, karena latihannya baru di atas kertas, maka uang nya juga baru di atas kertas. Kalau mau uang beneran ya Anda harus take action di dunia nyata.
Anda dapat melakukan banyak variasi dari latihan ini. Misalnya ganti semilyar dengan sepuluh milyar, seratus milyar, dsb. Demikian juga dengan faktor kali nya, ciptakan faktor kali-faktor kali sendiri sesuai imajinasi Anda. Bisa Anda buktikan sendiri, semakin banyak faktor kali semakin masuk akal. Seorang reseller yang menjual 10 pasang sepatu perbulan selama sepuluh bulan, tentu lebih masuk akal dibanding menjual 10 ribu sepatu dalam satu hari.

Apa makna latihan ini? Bahwa ternyata menghasilkan satu milyar atau bahkan sepuluh milyar dari barang-barang di sekitar Anda itu sangat mungkin, jika Anda memanfaatkan faktor kali. Lakukan latihan ini sesering mungkin, sehingga setiap kali Anda melihat suatu benda, Anda bisa melihat uang satu milyar di dalamnya.

Dengan latihan-latihan tadi, insyaAllah “mata ketiga” bisnis Anda akan terbuka lebar, dan Anda bisa melihat peluang dimana-mana. ( source ; Fauzi R )

Komplain adalah Hadiah

June 25, 2007

00063.jpg   
Saya kutipkan dari Majalah Marketing Edisi 07 tahun 2006.Ingatlah komplain adalah gift. Pelanggan yang marah adalah pelanggan yang mencintai perusahaan Anda karena mereka sudah secara emosi terlibat dengan apa yang Anda tawarkan. Di balik komplainnya, pasti ada suatu hikmah yang dapat secara positif Anda tanggapi. Ubahlah “customers from hell” ini menjadi “heaven”. Jika keluhannya ditangani dengan tuntas, maka bukannya tidak mungkin mereka justru akan menjadi teman Anda.
Untuk dapat menangani secara tuntas dan dengan jiwa yang besar, maka Anda harus menganut sistem “penyangkalan diri”. Sekalipun tahu Anda berada pada posisi benar dan yang komplain salah, sangkallah hal itu. Sebaliknya, akuilah kalau yang komplain selalu benar dan Anda bersedia untuk tidak defensive. Dengan demikian, keikhlasan akan terbentuk dalam melayani.

Jika pelanggan yang komplain tersebut bukan termasuk target segmen Anda, apa jadinya? Layanilah dengan optimal. Tentunya tetap dalam koridor keikhlasan yang tinggi. Jika pelanggan tersebut berada pada posisi jauh di bawah kriteria target segmen Anda, maka secara natural mereka juga akan merasa diperlakukan dengan sangat istimewa karena komplainnya diperhatikan secara optimal. Namun jika mereka berada di atas kriteria target segmen Anda, maka mereka adalah “future target” dan juga menjadi “benchmark” buat perusahaan Anda, karena mereka mempunyai kriteria layanan yang lebih tinggi dari rata-rata target pelanggan yang telah Anda puaskan. Jadikan kasus ini sebagai sebuah pelajaran untuk melakukan continous improvement.

Beberapa kawan memang menyatakan bahwa itu sekedar judul saja yang diubah. Tetapi tetap saja bahwa yang mereka terima adalah keluhan dari pelanggan. Saya tetap menyatakan bahwa itu memang mungkin terjadi di sisi konsumen, tetapi tidak dalam mind seluruh anggota perusahaan. Dalam mind semua pegawai perlu ditanamkan fikiran bahwa tidak ada lagi keluhan dari pelanggan atau konsumen. Tetapi hanya ada suara konsumen yang berupa saran. Sehingga tidak ada lagi pegawai perusahaan yang mempersepsi bahwa mereka siap untuk menerima komplain.Harusnya justru menyatakan bahwa untuk memperlakukan konsumen menjadi “raja” justru dengan menerima komplain mereka. Saya jadi teringat akan sebuah hasil survey yang menyatakan bahwa para pelanggan atau konsumen yang puas bercerita hanya kepada 5 orang teman saja. Sementara pelanggan atau konsumen yang tidak puas akan bicara kepada 9 orang teman. Betapa besar pertumbuhan jumlah orang yang tahu betapa perusahaan yang Anda pimpin tidak berhasil memenuhi kebutuhan pelanggan.


Berkaitan dengan komplain tersebut ada hasil riset yang menyatakan bahwa hanya 4% dari pelanggan atau konsumen yang tidak puas, yang akan mengajukan komplain. Jadi bila Anda melihat di beberapa Rumah Makan Padang ada tulisan “bila Anda puas beritahu teman, bila Anda tidak puas beritahu kami” memang benar-benar harus sering disampaikan kepada semua pelanggan atau konsumen. Karena hanya sedikit yang bersedia memberitahukan kepada Anda, hal-hal apa saja yang tidak memenuhi keinginan mereka.
Dengan pengandaian ada 100 konsumen tidak puas maka hanya 4 orang yang komplain kepada Anda, sementara 96 orang lain akan cerita kepada 864 orang lain dan tersebarlah berita buruk tentang perusahaan Anda. Mari kita andaikan lebih jauh bahwa pada periode yang sama ada 100 konsumen yang puas dengan layanan yang diberikan perusahaan Anda. Maka akan ada 500 orang yang tahu bahwa perusahaan Anda dapat memberikan layanan sesuai kebutuhan konsumen.

Baru pada tahap pertama saja sudah lebih banyak orang yang tahu bahwa perusahaan Anda tidak mampu memberikan layanan sesuai kebutuhan konsumen. Hanya sangat sedikit dari 864 orang tadi yang mau mencoba layanan perusahaan Anda. Tetapi mari kita bayangkan bahwa 500 orang tadi mencoba layanan perusahaan Anda dan terbagi sama banyak, 250 orang puas sedangkan 250 orang lain tidak puas. Apa yang terjadi dengan perusahaan Anda?

Karena itulah tulisan ini diawali dengan kutipan bahwa komplain adalah gift. Setiap komplain berarti mengurangi kemungkinan ada berita buruk tentang perusahaan Anda yang tersebar. Dengan demikian penyebaran berita buruk tersebut menjadi terhambat. Belum lagi bila (seperti dalam kutipan tadi) bahwa komplain tersebut dapat ditangani dengan baik, berhasil dicarikan solusi untuk memperbaiki kesalahan perusahaan Anda atau solusi untuk memuaskan keinginan konsumen atau pelanggan.
Mungkin jadi masalah bagi Anda sekarang bagaimana memperbesar jumlah 4% tadi? Sama persis dengan Rumah Makan Padang yang tadi saya kutip. Tapi bukan sekedar jargon. Saya teringat sebuah Rumah Makan Padang di Medan. Ketika saya hampir selesai makan langsung ada pelayan yang mendekati saya dengan catatan di tangan. Saya sempat berfikir buruk bahwa pelayan tersebut sudah bersiap-siap menghitung nilai makanan yang saya habiskan sehingga bisa segera ditagih saat saya selesai makan.
Ternyata tidak. Si pelayan dengan gaya yang akrab tapi cukup sopan bertanya apakah kuah gulai yang saya makan tidak terlalu pedas atau terlalu asin, kemudian disusul dua atau tiga pertanyaan lain yang berkaitan dengan kualitas makanan seperti apakah dendeng terlalu keras, dan apakah nasi terlalu basah. Hebatnya lagi, semua jawaban saya untuk pertanyaan yang dia ajukan langsung dia catat di buku catatan yang tadi dia bawa (saya jadi malu, ternyata buku itu bukan buku tagihan).

Ketika saya mengatakan bahwa kuah gulai terlalu asin dan dendeng terlalu keras, sang pelayan kemudian membawakan puding. Biar tidak terlalu berasa asin dan biar lupa kerasnya dendeng, Pak. Kata si pelayan sambil tersenyum. Saya pun tersenyum dan jelas saya tidak berani hanya cerita kuah gulai yang asin dan dendeng yang pedas saja. Setiap orang yang tanya kepada saya tentang rumah makan itu, saya ceritakan lengkap hingga puding yang disajikan dengan senyum tadi.
Jadi mengapa menunggu konsumen atau pelanggan Anda mengajukan komplain, mengapa bukan Anda yang mencari langsung dari mereka sebelum mereka bicara ke orang lain?
see article by clicking on :http://djodiismanto.blogspot.com 

SEJUTA KODOK

June 25, 2007


Pada suatu sore hari seorang petani pergi ke kota dan masuk ke sebuah restoran dan menemui pemiliknya untuk menawarkan apakah mau menerima pasokan ribuan paha kaki kodok setiap hari.Pemilik restoran itu kaget setengah tak percaya dan bertanya balik, dari mana ia kok bisa mendapatkan paha kodok segitu banyaknya!

Petani itu menjawab, “Disamping rumahku ada sebuah kolam yang didalamnya berjubel penuh kodok, wuihhh, pasti ada jutaan. Semalaman mereka itu mengorek, suaranya ribut bukan main, pokoknya terus menerus berbunyi dan suaranya benar-benar membuatku hampir gila”

Jadi mereka sepakat dan membuat suatu perjanjian dimana dinyatakan bahwa sang petani itu akan memasok paha kodok ke restoran itu, setiap kali kiriman sebanyak seribu ekor yang akan dipasok dalam beberapa minggu mendatang. Esok pagi harinya, petani itu kembali datang ke restoran itu dengan wajah agak lesu dan tanpa semangat, ia membawa serta dua ekor kodok agak kecil.

Pemilik restoran bertanya, “Lho, mana katamu seribu kodok itu?” Si petani menjawab, “Ternyata saya salah. yang ada cuma dua ekor ini. Tapi mereka kok benar2 membuat keributan luar biasa ya…”

Nah, lain kali bila mendengar ada orang yang mencela atau menjelek-jelekkan anda, ingat !!, itu barangkali hanya ributnya dua ekor kodok saja. Seringkali suatu permasalahan selalu nampak lebih besar di kegelapan.
Pernahkah suatu malam hari anda terbaring diranjang sedang mengkhawatirkan sebuah masalah yang membuat stress dan nampak seperti bunyi ributnya sejuta kodok? Nah, saat fajar menyingsing dan anda renungkan kembali masalah itu, bisa jadi anda tertawa lega, kok semut kau sebut gajah.

source :
Haryo Ardito,
Ketua Harian Asosiasi Manajemen Indonesia – DKI Jakarta
 

SELINGKUH

June 25, 2007

img961.jpgSelingkuh Itu Indah?

Selingkuh kini sudah jadi tradisi. Entah dari masa asalnya, selingkuh tiba-tiba dianggap indah dan merupakan sesuatu yang disahkan. Banyak tema lagu selingkuh yang kerap kita dengar, sebut saja TEMAN TAPI MESRA dari Ratu, JADIKAN AKU YANG KEDUA dari suara manis Astrid, maupun band-band lain yang sering kita dengar.

Tapi, jika selingkuh ketahuan sang pacar, bisa jadi malapetaka, tidak hanya putus, akan ada dendam bahkan pembalasan untuk mereka yang selingkuh. Bagaimana sih caranya biar tidak ketahuan..?

1. Untuk para penyelingkuh, harus memperhatikan rambu-rambu selingkuh. Utamanya, jangan meninggalkan jejak yang nantinya gampang diketahui sang pacar. Contohnya aja, semua Inbox maupun Outbox yang ada di telepon genggam harus bersih, saat ketemu. Jangan pernah meninggalkan tanda apapun di baju, celana, apalagi di badan sendiri. Dan juga tidak boleh menerima atau memajang barang apapun yang akan mengundang kecurigaan. Misalnya saja, dapat boneka atau miniatur F1, segera saja deh simpan di lemari.

2. Jangan memberikan nomor telepon yang sama kepada pacar dan selingkuhan. Kalau bisa sih, punya beberapa telepon dalam satu waktu. Kalau tidak ada, manfaatkan kartu perdana murah. Atau dengan alasan lain, “Maaf handphone-ku dipinjam teman.”

3. Alamat rumah perlu dirahasiakan dari selingkuhan. Karena biasanya, selingkuhan sering nekat datang ke rumah jika tidak dihubungi dalam jangka beberapa waktu lamanya.

4. Sedikit memberikan keterangan palsu yang menaikan derajat, harkat, dan martabat. Misalnya saja, “Ini mobilku”. Padahal, sepeda motor aja pinjaman. Jadi, jika ketemu dijalan, selingkuhan tidak akan tahu dan menyapa jika kita bersama sang pacar.

5. Sama seperti nomor telepon, usahakan juga punya beberapa alamat email. Kadang berpura-pura ‘gaptek’ bisa juga jadi syarat selingkuh. Berpura-pura tidak bisa internet, padahal punya segudang pacar walaupun dalam dunia maya melalui chatting.

6. Siapkan berbagai rencana, jawaban, alasan, maupun karangan cerita untuk berjaga-jaga. Siapa tahu sang pacar curiga dan menanyakan hal yang macam-macam. Kalau untuk hal ini, diusahakan belajar menatap matanya dan sedikit belajar memelas bahkan menangis.

7. Jangan terlalu banyak berbicara mengenai hal-hal baru. Banyak kejadian seperti ini yang akhirnya menjebak. Contohnya, saat sang pacar membahas tentang cerita film baru, biasanya kita tidak mau kalah dengan menjawab, “Oh iya, ceritanya bla..bla..bla..”

8. Sesuaikan jadwal kencan. Bila perlu seperti kursus, senin-kamis, selasa-jumat, dan lain-lain. Dan bila memungkinkan, berilah satu hari ekstra untuk diri sendiri, jadi seumpamanya sang pacar sudah mulai curiga, Anda bisa membuktikannya di satu hari luang itu. Yang paling penting, buat rencana dengan bersela-sela, jangan monoton.

9. Koleksilah beberapa parfum, khususnya parfum yang sama dengan milik selingkuhan atau pacar. Simpanlah di botol-botol kecil sehingga bisa disemprotkan kapan saja, tanpa meninggalkan aroma lain. Jika memungkinkan, bawalah baju cadangan jika ingin bertemu pacar dan selingkuhan dalam waktu yang hampir sama.

10. Saat membawa selingkuhan jalan-jalan, jangan pernah menyapa penjaga toko, penjual karcis bioskop, atau ke tempat-tempat yang dikenal sang pacar. Banyak yang menyukai kita, tapi lebih banyak lagi yang tidak suka melihat kita selingkuh.

11. Jangan pernah menjanjikan apa-apa kepada selingkuhan, baik materi, janji, maupun kata-kata indah.

12. Ceritakan kepada selingkuhan, jika Anda sudah mempunyai pasangan. Biasanya, ini jurus jitu yang langsung mematahkan pemikiran bahwa Anda salah telah berselingkuh. ‘Lha wong sama-sama mau kok’.

13. Usahakan jangan serius menceritakan masalah yang dihadapi kepada selingkuhan, karena semua itu bisa menjadi boomerang untuk diri kita sendiri. Ingatlah, jika selingkuhan itu nekat.

14. Jangan berbuat sesuatu yang berlebihan dengan selingkuhan. Apalagi melebihi sang pacar, lain halnya jika Anda selingkuh untuk mendapatkan yang lebih baik.

Namun, seperti kata pepatah, ‘Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat akan jatuh juga’. Sepintarnya kita menyimpan rahasia jelek, pasti dampaknya akan buruk di kemudian hari. Selingkuhan bisa menyenangkan jika kita seperti tupai yang belum pernah jatuh :D. (boo)

hubungan yang sehat

June 25, 2007

pacaranloh.jpg

10 Tanda Hubungan Yang Sehat

KapanLagi.com – Ada seorang teman mengatakan, kalau kedua orang tuanya memiliki hubungan yang bagus, dimana mereka sama sekali tak pernah bertengkar sepanjang pernikahan. Mungkin, ini merupakan definisi sebuah hubungan yang baik, yang telah diyakini banyak orang selam bertahun-tahun, namun kini banyak orang yang menginginkan lebih. Seperti apa sih sebenarnya sebuah hubungan yang baik dan sehat itu? Menurut Margaret Paul, Ph.D, penulis Do I Have To Give Up Me To Be Loved By You? dan Healing Your Aloneness, ada beberapa hal sebagai tanda sebuah hubungan yang sehat seperti kami sampaikan berikut ini.

Kebaikan

Apakah kebaikan bersama lebih penting bagi Anda masing-masing dari pada menempuh jalan masing-masing, terkontrol, atau jadi pihak yang benar? Apa Anda berdua mendapatkan kesenangan saat memberikan kesenangan antara satu dengan lainnya? Berbagi kesenangan merupakan esensi dari hubungan yang sehat dari pada bersikap saling mengontrol.

Bersikap Spontan

Apa Anda dan pasangan saling memberi kehangatan dan memenuhi hati masing-masing serta bebas mengekspresikan kasih sayang? Apa Anda menangkap dari luar hingga menemukan sisi unik dari dalam diri masing-masing? Apakah Anda berdua menikmati berbagi kasih sayang? Kehangatan dan kasih sayang merupakan hal vital dalam sebuah hubungan yang sehat.

Tertawa Dan Bersenang-Senang

Dapatkah kalian berbagi tawa dan bermain bersama? Apakah Anda menghargai dan menikmati selera humor masing-masing? Di tengah masa sulit, dapatkan Anda saling membantu untuk mencerahkan hari dengan humor? Apakah Anda dapat berbagi kesenangan dengan permainan berdua, bersenang-senang seperti layaknya anak kecil? Kegembiraaan dan bermain bersama memiliki peran besar dalam sebuah hubungan yang sehat.

Menikmati Kebersamaan Dan Saat Berjauhan

Apakah Anda masing-masing adalah teman favorit untuk melewatkan waktu? Apakah Anda termotivasi untuk meluangkan waktu hanya agar bisa berduaan? Apakah Anda berdua punya teman dan menikmati bersama mereka? Dan apakah Anda berdua baik-baik saja saat terpisah?Beberapa pasangan melewatkan banyak waktu berduaan karena mereka benar-benar menikmatinya, sementara yang lain melewatkan banyak waktu berdua hanya karena takut sendirian. Sangat penting dalam sebuah hubungan yang sehat bagi masing-masing memiliki teman dan kesenangan, sehingga mereka tak saling tergantung satu dengan lainnya. Ketergantungan bukanlah indikasi hubungan yang sehat, terutama ketergantungan emosional.

Metode Untuk Mengatasi Konflik

Semua hubungan pasti mengalami masalah. Bukan konflik itu sendiri masalahnya, tapi bagaimana mengatasinya. Apakah Anda memiliki sebuah metode untuk memecahkan masalah, atau apakah masalah itu dikesampingkan begitu saja? Jika bertengkar merupakan salah satu cara yang Anda pakai untuk mengatasi konflik, apakah Anda bertengkar dengan fair? Atau apakah pertengkaran itu melukai perasaan Anda?

Lepasakan Kemarahan

Jika salah satu atau kalian berdua marah, apakah Anda menggantungkan itu, menghukum pasangan Anda, atau dapatkah Anda melepaskannya dengan mudah? Dalam sebuah hubungan yang sehat, kedua belah pihak akan segera melupakan kemarahan, dan kembali pada kebaikan dan kasih sayang.

Saling Percaya

Apakah Anda berdua saling percaya kalau cinta kalian solid, bahkan saat sedang melalui masa-masa sulit? Apakah Anda berdua mengetahui Anda dapat jadi kacaua, gagal, mengecewakan masing-masing, saling menyakiti secara emosional – tetapi cinta kalian tak tergoyahkan? Apakah Anda berdua menyadari bahwa cinta itu tentang siapa diri Anda, bukan apa yang Anda lakukan? Level kepercayaan semacam ini merupakan esensi dari sebuah hubungan yang sehat.

Mendengarkan, Memahami, Menerima Dan Belajar

Apakah Anda berdua merasa didengarkan, dipahami dan diterima? Apakah Anda dapat berbagi rahasia dengan pasangan tanpa merasa takut diadili? Apakah Anda lebih tertarik untuk belajar tentang diri sendiri dan pasangan dari pada saling mengontrol? Apakah mendengarkan masing-masing dengan hati terbuka dan keinginan untuk memahami lebih penting daripada saling menghakimi atau membela diri sendiri?

Seksualitas

Apakah hubungan seksual Anda hangat dan didasarkan kepedulian? Apa Anda dapat bersikap seksual secara spontan? Apakah Anda dapat memperbincangkan apa yang membawa kesenangan pada diri masing-masing?

Bebas Menjadi Diri Sendiri

Apakah Anda berdua merasa bebas untuk jadi diri sendiri? Apa Anda masing-masing merasa mendapat dukungan untuk mengejar apa yang membuat Anda bahagia? Apa pasangan Anda merasa gembira dengan apapun yang membuat Anda gembira?Sementara beberapa orang mungkin bersikap terbuka, baik, menyayangi, menerima dan bertanggungjawab secara emosional terhadap diri masing-masing, kebanyakan orang butuh menyembuhkan rasa takut dan keyakinan yang salah yang mereka pelajari dalam keluarga. Sebuah hubungan yang sehat melibatkan masing-masing pribadi dan kemampuan untuk saling mencintai. (buzz/erl) 

Tujuh Kebiasaan Jomblo Yang Tidak Efektif

June 25, 2007

1048216372_uquizloner.jpg

Satu: Negatif thinking.
Misalnya, kalau pas lagi jalan sendiri, lalu ada yang tanya (teman kerja
atau teman sekampus lain jurusan), “Koq sendiri?” Langsung deh reaksinya
seperti ini: “Sudah tahu sendiri, pakai tanya-tanya. Mentang-mentang gua
jomblo. Ngenye, ya.”

Atau, suatu kali ngelihat ada orang lain yang ngelihatin: “Kenapa sih
lihat-lihat?! Anehnya ya, karena gua jomblo. Dasar, tamblo (tampang bloon)
luh.”

Padahal, “Koq sendiri?” itu kan pertanyaan standar orang yang pengen tanya tapi nggak tahu mau tanya apa. Just basa-basi. Nggak ada maksud apa-apa. Malah kalau tanyanya “Koq berdua?” atau “Sama siapa?” jadi aneh bin konyol. Lha, sudah jelas sendiri pakai tanya “Koq berdua?” atau “Sama siapa?” segala.

Dan orang yang ngelihatin bisa saja kare na rasa-rasanya koq kenal. Atau
kagum sa! ma tahi lalat di pipi kita. Dipikirnya, “Hoki bener tuh orang ada
tahi lalat di pipinya. Coba kalau tahi kebo atau tahi kucing, kanjelek!” –
Jadi, nggak ada kait-mengkait dengan kejombloan kita.

Begitulah kalau sudah dikuasai pikiran negatif. Segala sesuatu disikapi
secara negatif. Ibarat orang pakai kacamata hitam. Semua yang dilihatnya
serba hitam. Lalu bagaimana dong mengatasinya? Tidak ada cara lain, ganti
kacamatanya dengan kacamata yang lebih terang. Jangan salahkan obyek yang dilihat.

Dua: Citra diri yang negatif.
“Siapalah saya ini. Tampang pas-pasan. Nggak bisa apa-apa pula. Otak belet, lha nilai kuliah saja hampir tidak pernah bergeser dari C. Dapet B tuh
untung. A, wah ajaib benar anugerah-Mu deh. Mana ada yang mau sama saya. Seandainya sa ya jadi orang lain pun, nggak bakalan koq saya mau punya pacar kayak diri sa ya begini.”

Padahal gambaran kita tentang diri kita sendiri akan sangat berpengaruh
terhadap pikiran, perasaan ! dan sikap hidup kita. Ibarat makanan bagi tubuh
kita, citra diri akan sangat menentukan; apakah kita akan menjadi pribadi
yang optimistis, percaya diri, punya semangat hidup. Atau sebaliknya,
menjadi pribadi yang pesimistis, rendah diri, loyo alias nggak punya
semangat hidup.

Tiga: Rumput di halaman rumah tetangga kelihatan lebih hijau.
“Duh, enak nian punya pacar kayak die. Kemana-mana ada yang nemenin. Ada yang perhatiin and diperhatiin. Ada shoulder to cry on. Malam minggu nggak cengo sendiri di rumah. Lonely. Bisa ngerasain dag dig dug serrr tiap nunggu doi. Kapan pun dan dimana pun ada yan g selalu bisa di-call.
Pokoknya asyik deh.”

Jadi nganggepny a hidup orang lain tuh lebih enak, lebih baik, lebih nikmat,
lebih segalanya. Lalu kita berandai-andai; seandainya hidup kita kayak
hidup die, dunia kita kayak dunia die. Seolah kita nih baru bahagia kalau
kayak die. Kita jadi kurang bersyukur dengan hidup kita sendiri.

Padahal, mana ! ada sih orang yang hidupnya selalu senang. Seperti kata
pepatah Belanda, setiap orang tuh punya salib. Siapa pun pastilah punya
senang dan susahnya sendiri. Punya pacar pun nggak melulu enak koq. Kadang ada sebalnya. Kadang bisa bikin jengkel and stress juga.

So, jangan heran kalau yang sudah punya pacar pun bisa mikir begini: “Duh, enak nian ngejomblo. Bebase sebebas burung di udara. Asyike seasyik ikan di laut. Nikmate senikmat udang rebus Mang Engking, Yogyakarta– apalagi sambal terasinya itu loh, uihh uenakke pol deh.” (apa coba hubungannya?! hehehe

Empat: Berselubung topeng.
Nggak jujur dengan diri sendiri. Nggak apa adanya.

Contoh 1 (gaya selebritis: kemayu, dengan sikap bertutur diatur): “Aku ema ng belum mau pacaran koq. Suer. Masih ingin sendiri.” – Yang sebenarnya: aku belum ketemu yang aku mau die mau. Adanya aku mau die nggak mau, die mau akunya nggak mau. Ada yang aku mau die mau, eh die maunya mau nabok sama aku.

Padahal apa salah! nya bilang, “Aku bukannya nggak kepengen, tapi belum
ketemu yang pas.” Titik. Kalau bilangnya: belum mau pacaran, masih ingin
sendiri – besok atau lusa ternyata ketemu yang cocok. Nah, luh baru nyaho.
Malu kan mesti ngejilat ludah kuda (kalau ludah sendiri sudah biasa.

Contoh 2 (gaya politisi: kemaki, dengan sikap bertutur nggak teratur): “Gue
naksir die?! Idihh, amit-amit. Sorry ya, dibayar goceng pun nggak bakalan
gue ambil!” – Yang sebenarnya : aku sih okelah sama die, tapi dienya cuek
banget. Benci deh aku (dengan gaya genit ala Pelawak Tessi).

Padahal apa salahnya bilang, “Dienya cuek begitu, mana berani gue.” Titik.
Kalau bilangnya: amit-amit, dibayar goceng pun gua gak bakalan ambil – dan
ternyata die tuh ngesir sama kita, cuma karena die punya “kemaluan” gede
(baca: pemalu) jadinya die pasang sikap cuek bebek. Sok cool. Nah, gimana coba kalau begitu?! Masak mau ikut-ikut si selebritis: ngejilat ludah kuda.

So, tanggalkan ! topeng itu. Apa adanya sajalah. Tapi ya, jangan vulgar,
mengobral atau norak. Jujur dengan elegan gitulah.

Lima: Hanyut terbawa perasaan.
Nelangsa. Merasa kasihan pada diri sendiri. Seakan dengan ke-jomblo-an itu, dia menjadi orang yang paling malang di dunia. Makan jadi nggak enak
(apalagi sayurnya sudah basi, kurang garam pula), tidur nggak nyenyak ( AC mati nggak ada listrik, banyak nyamuk lagi).

Nyanyinya pun lagu Chrisye: “Di malam yang sesunyi ini aku sendiri, tiada
yang menemani…… srot, srot (nyedot ingus). Akhirnya kini kusadari dia
telah pergi tinggalkan diriku….. pufz, pufz (buang ingus pakai lengan
baju). Nanini nananininani ninaneniii (bagian ini nggak hafal). Reff:
Mengapa terjadi pada diriku, aku tak percaya kau telah tiada…. hiks, hiks
(terisak). Haruskah ku pergi tinggalkan dunia….. hoahh, hoahh (nangis
sejadi-jadinya).”

Selanjutnya no comment deh. Bukan apa-apa, saya takut ikut-ikut sedih,
ikut-ikut nangi! s, ikut-ikut sedot ingus. Malah repot. Lagian, orang yang
lagi terhanyut oleh aneka rupa perasaan susah dan sedih sebetulnya kan nggak butuh kata-kata; ia lebih butuh empati dan simpati.

Saya cuma mau bilang: “You’ll never walk alone, Jomblo (ngutip lagu yang
biasa dinyanyiin fans kesebelasan Inggris). Kan banya k juga yang jomblo
hehehe.”

Enam: Memaksakan kehendak.
Cara halus:

“Hi, cowok, godain kita dong!” (ekstrim: sambil melotot, satu tangan
berkacak pinggang satu tangan lagi menggenggam batu siap ditimpukin).

Atau, “Hi, cewek, kita godain ya!” (ekstrim: sambil memiting seorang nenek
yang kebetulan l ewat, dan menodongkan pistol ke keningnya).

Cara kasar:

“Apa pun yang terjadi gua harus dapetin doi; biar gunung-gunung beranjak
dan bukit-bukit bergoyang. Pokoknya harus dan kudu!” (ekstrim: bayar
segerombolan preman untuk menculik doi, lalu dengan gaya kungfu Buce Li
datang menyelamatkannya).

Atau, “! Saya nggak bisa hidup tanpa doi. Sudahlah, saya mau mati saja! Mana tali, mana tali! Saya mau gantung diri!” (ekstrim: “Bunda, hidup ini kejam. Kembalikan saja aku ke dalam rahimmu!” – segede gitu, gimana masukinnya ya?!”)

Atau, “Marilah kepadaku semua yang letih, lesu dan membutuhkan kehangatan, aku akan memberikan diriku seutuhnya!” (ekstrim: ….. disensor).

Dan kalau berdoa doanya begini: “Tuhan, kalau dia jodoh saya, dekatkanlah. Kalau dia bukan jodoh saya, jodohkanlah. Tapi kalau dia nggak bisa jadi jodoh saya, biarkan dia ngejomblo seumur hidup. Amin.”

Padahal segala sesuatu yang dipaksakan – apalagi soal jodoh – pasti akan< BR>lebih banyak buruknya daripada baiknya. Usaha tentunya nggak salah, punya keinginan mangga silahkan. Tapi iringilah itu dengan penyerahan diri kepada Sang Khalik: “Bukan hendakku yang jadi, melainkan kehendak-Mu!”

Dengan berusaha dan berserah, hidup akan terasa lebih ringan. Tuhan tahu
apa yang terbaik buat diri kita. ! Percaya deh.

Tujuh: Sirik.

Orang Manado bilang mangiri. Alias iri dengki. Nggak senan g ngelihat orang
lain senang. Senangnya ngejelek-jelekin dan ngecil-ngecilin kebaikan orang
lain.

“Alaaa, dia sih piala bergilir. Lihat aja, bentar lagi juga dia akan pindah
ke pelukan cowok laen. Gua sih amit-amit dapetin dia!”

“Eh elu tahu nggak, dia itu kan bekas pacarnya teman sodara teman gue. Nah, kata teman gue, temen gue dari sodaranya, sodaranya dari temennya yang mantan dia itu, dia pernah terlibat narkoba tuh. Pernah digerebek polisi segala. Ortunya sampai jual rumahnya untuk bebas in dia dari penjara.”

Padahal ke-sirik-an hanya akan membuat kita makin buruk di mata orang lain. Dan pasti di mata Tuhan juga. Nggak ada faedahnya

Penentu Keberhasilan

June 25, 2007

KUALITAS YANG MENENTUKAN KEBERHASILAN

Oleh : Junus Judianto (Jumat, 08 Desember 16.50 WIB)

Untuk menyambut kedatangan seorang pejabat tinggi dari ibukota, seorang saudagar menata ulang rumahnya. Ia ingin membuat tamunya terkesan, sehingga ia mempekerjakan tukang-tukang yang terbaik.

Bangunan rumah sudah dirombak, pagar kayu sudah diganti, tetapi di halaman belakang si saudagar melihat gudang yang rusak sebagian karena rayap. Pikir si saudagar, gudang bukanlah tempat penting yang akan dikunjungi orang, karenanya ia merasa tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk perbaikan.
Ia lalu mencari seorang tukang kayu biasa untuk memperbaiki gudang itu seadanya, hanya menggunakan kayu bekas pagar dan dengan biaya yang rendah. Yang penting baginya adalah agar gudang tidak terkesan kusam.

Dua minggu kemudian, saat melihat gudang yang baru selesai diperbaiki, si saudagar terkejut mendapatkan gudang tersebut dikerjakan dengan sangat rapih dan indah. Kuatir akan dimintai biaya yang lebih tinggi, si saudagar mengingatkan kepada si tukang kayu bahwa ia sudah menyepakati biaya yang akan dibayarkan, dan tidak bersedia untuk membayar lebih.

Sambil memandang dengan puas kepada hasil kerjanya, si tukang kayu berkata: ”Sejujurnya saya katakan kepada Tuan, bahwa minggu lalu saya sudah dapat menyelesaikan perbaikan gudang ini seadanya. Tetapi, saat melihat hasilnya, saya merasa malu pada diri sendiri sehingga saya bongkar dan kerjakan ulang dengan sebaik mungkin. Tuan jangan kuatir, walaupun berhari-hari saya dan pekerja saya harus bekerja keras sampai larut malam, saya tidak akan meminta bayaran yang lebih tinggi. Cukup bayar sesuai dengan yang sudah kita sepakati saja. Bagi saya, hasil kerja saya yang bagus ini jauh lebih berharga daripada sekedar uang tambahan.”

Mendengar ucapan si tukang kayu, si saudagar merasa malu karena sudah salah sangka. Ia merasa kagum dengan prinsip dan cara kerja si tukang kayu tersebut. Saat menjamu tamu agungnya, saudagar ini bahkan merasa lebih bangga akan gudang daripada bagian rumah yang lainnya. Ia bercerita tentang si tukang kayu tersebut kepada setiap orang yang dia jamu. Si tukang kayu ini mendapat banyak pesanan dari kerabat si saudagar. Pelanggannya kian hari kian bertambah. Ia menjadi seorang pengusaha yang sukses, tetapi tetap rendah hati dan selalu menjaga kualitas kerjanya secara luar biasa.

Pembaca sekalian,

Jangan pernah membatasi kualitas kerja hanya karena kita tidak dibayar mahal. Jika hal ini terjadi, nasib tidak akan berubah, sebab kualitas kerja yang terbatas tidak mungkin akan mendatangkan penghasilan yang lebih baik.

Sebaliknya, jika kita terus menerus melakukan yang terbaik, nasib akan berubah karena kita akan mendapat kepercayaan penuh dari  Atasan atau Pelanggan. Kita akan dipercaya untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar, dan dinilai layak untuk mendapat penghasilan yang lebih besar. Jalan menuju sukses akan terbuka lebar.
Lakukan yang terbaik setiap saat, dan bersiaplah untuk menuai sukses.

Selamat mencapai sukses yang luar biasa.

Hebat nya Wanita

June 25, 2007

 Hebatnya seorang WANITA:1.Riset menunjukkan bahwa bayi WANITA tidak mudah
keguguran dibandingkan bayi pria

2.Di bangku sekolah lebih banyak murid WANITA rajin
dan pintar dibandingkan murid pria (yang lebih suka
berantem)

3.Umumnya tulisan WANITA lebih bagus, catatan lebih
rapi dibandingkan pria. Kalau tulisan dan catatan pria
rapi dan bagus, bisa disangka agak ‘keWANITA-WANITAan’

4.Cover majalah lebih banyak dihiasi wajah WANITA cantik

5.Jikalau seorang WANITA cantik, sexy dan atraktif
lewat pastilah para pria langsung nengok dan terkadang
bersiul iseng. Bandingkan reaksinya kalau seorang pria
ganteng lewat?

6.Percaya nggak kalau Fashion Model lebih banyak
WANITA daripada pria?

7.Begitu seriusnya dengan masalah kecantikan,
sampai-sampai para pebisnis membuat produk perawatan
kecantikan WANITA dari ujung rambut sampai ujung kaki
!

8.WANITA mempunyai fisik lebih kuat daripada pria.
Buktinya mampu mengandung seorang bayi sampai usia 9
bulan, menyusui bayi, menjadi ibu rumah tangga dan
bekerja sebagai seorang professional!

9.WANITA tertua se dunia sekarang berusia 117 tahun
sedangkan pria tertua baru berusia 115 tahun

10.WANITA mampu berbicara dari pagi sampai malam non
stop. Dari situlah lahir istilah “chatterbox” .

11.WANITA mampu berkiprah di dunia bisnis dan politik.
The Body Shop yang terkenal didirikan oleh Anita
Roddick – seorang WANITA, feminis dan aktivis sosial.
Margareth Thatcher merupakan salah seorang pemimpin
WANITA dunia yang sukses.

12.WANITA berdandan seperti pria (contoh Brooke
Shields
) masih lebih ‘ganteng’ daripada pria berdandan
seperti WANITA (contoh Aming dan Tessy) yang nggak ada
cantiknya sama sekali…”susah di’cak’ “, kata pemain
kartu!

13.WANITA menjadi pendamping pria di suatu pesta
kelihatan pantas TETAPI pria menguntit seorang WANITA
ke pesta hanya ada 2 kemungkinan: gigolo atau tidak
ganteng.

14.WANITA mampu shopping seharian asalkan dibekali
kartu kredit tanpa limit.

15.WANITA Bali bekerja lebih keras dibandingkan
prianya.

16.Pria selingkuh dengan WANITA karena keWANITAannya
tetapi WANITA selingkuh dengan pria karena apa ya?
Seperti memelihara seekor ‘burung’ ya?

17.JANDA cerai dengan anak bisa hidup sukses tanpa
menikah lagi. Duda cerai dengan anak hidup sukses
tanpa menikah lagi? Paling juga dia pergi ‘belanja
retail’ mingguan!

18.Dunia tanpa pria, WANITA adem ayem saja. Dunia
tanpa WANITA, pria menjadi pasangan gay!